Rabu, 05 Oktober 2011

" Penyakit Tipes "

Di musim hujan seperti sekarang ini, rawan sekali mengundang berbagai macam penyakit apalagi jika kita mengabaikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar kita. Adapun salah satu penyakit yang perlu diwaspadai dimusim sekarang ini adalah penyakit tipes atau Tifus. 
Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui penyebab dan bagaimana gejala dari penyakit ini. Penyakit tipes ini jika tidak segera ditangani maka dalam kurun waktu 30 hari dapat menyebabkan komplikasi seperti pendarahan usus dan juga perforasi (perlubangan)pada usus, oleh sebab itu pengetahuan tentang penyakit ini terutama penyebab dan gejala dari penyakit ini sangat penting diketahui.

Penyakit Types atau tipus disebabkan oleh Bakteri Salmonella typhosa. kuman ini menular lewat makanan dan minuman, tinja dan air seni yang dibawa oleh lalat. kuman salmonella termasuk genus bakteri enterobakteria gram negatif yang berbentuk tongkat dengan masa inkubasi kuman ini dalam tubuh 5 - 12 hari. nama salmonella diberikan oleh Edward salmon, seorang ahli patologi dari Amerika walaupun rekannya Theobold smith yang pertama kali menemukan bakterium pada tahun 1885 pada tubuh babi.
Types termasuk infeksi sistematik dengan gejala yang khas yaitu demam. adapun demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit ini umumnya memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat (sangat tinggi) naik-turun. hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan dipagi hari hampir tidak terjadi demam. hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh sipasien maupun keluarga si pasien.
demam pada penderita types mulai meninggi biasanya diatas jam 12 siang. umumnya disaat sipenderita pertama kali terkena penyakit ini, panasnya tidak terlalu tinggi namun demamnya muncul 1-2 hari kemudian.
Perbedaanya dengan demam berdarah (DBD) yaitu umumnya penyakit demam berdarah panasnya meningkat mendadak dengan suhu yang cukup tinggi dan demamnya akan turun secara cepat dihari ke-5 atau ke-6. jika demamnya sudah berlangsung 7 hari, sangat memungkinkan demam ini disebabkan oleh tifus dan bukan demam berdarah.
tanda-tanda atau gejala penyakit tipes yang lainnya yakni bisa dilihat pada lidah si pasien yang berwarna abu-abu karena kurang makan sehingga kotoran menetap diladhnya dan gejala lainnya yaitu suhu badan yang tidak sejajar dengan denyut nadi. sebab normalnya jika suhu tubuh meningkat (tinggi) maka denyut nadinya juga tinggi.
kurang selera makan dan mengeluh atau merasa sakit pada perut bagian bawah. Pada beberapa kasuspenyakit ini juga kadang dikira usus buntu maka terkadang dilakukan operasi padahal penyakit ini adalah penyakit typus, hal ini disebabkan oleh kuman yang menyerang kelenjar limfa sehingga terjadi peradangan yang terletak pada bagian akhir usus. jika penyakit ini sudah parah dan penyakit ini diabaikan atau tidak disadari maka disaat sipasien tadi melakukan BAB (buang air besar) maka tinja yang dikeluarkan akan bercampur dengan darah dan jika ini berlangsung lama maka akan menyebabkan komplikasi. Adapun gejala komplikasi umumnya muncul pada minggu ke-dua sedangkan pada minggu pertama mungkin saja komplikasi belum terjadi. pada tahap selanjutnya jika belum tertangani (diobati) juga maka akan menyebabkan perforasi atau lubang pada usus. dan juga bila tinja atau kotoran yang dikeluarkan sudah berwarna hitam maka bisa mengakibatkan kematian.
Untuk itu, mengetahui gejala dan penyebab dari penyakit ini (penyakit tipes atau tiphus)sangat penting. terlebih kuman typhes tersebut mudah menyerang siapa saja jika kebersihan tidak terjaga dan dapat menular kepada siapapun.

Postingan ini bersambung pada postingan berikutnya dengan judul Cara menangani dan mencegah penyakit tipes.

Hati-hatilah pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Selain banyak bakteri yang berkembang biak kadangkala prilaku hidup kita belum sehat. Sertingkali kita jajan dipinggir jalan yang sudah barang tentu banyak debu yang menempel di jajanan tersebut. Makan bakso, saos satu botol kita habiskan sendiri….(mentang-mentang gratis). Namun prilaku hidup kita inilah yang banyak mendatangkan penyakit, salah satunya adalah tipes. Penyakit tipes disebabkan oleh Bakteri Salomenella Typhosa……nama kerannya tersebut sekeren bahaya yang ditimbulkannya. Kuman ini lebih banyak menular lewat makanan dan minuman, tinja dan air seni yang dibawa oleh lalat…..(nah lo..) Kuman Sallomella termasuk genus bakteri entrobakteria gram negatif yang berbentuk tongkat dengan masa inkubasi kuman dalam tubuh 5-12 hari. Nama keren bakteri tipes diberikan oleh Pak tua Edward Salmon, seorang ahli patologi dari Amerika, walaupun rekannya theobold Smith yang pertama kali menemukan bakterium pada Tahun 1885 pada tubuh babi.
Pada demam tifoid/tipes ini, ada beberama masa ketika kuman masuk ke dalam tubuh penderita, diantaranya:
Masa inkubasi (saat pertama kali kuman ini masuk kemudian tidur sebentar untuk menyiapkan amunisi yang diperluan untuk menyerang tubuh kita), Masa ini berlangsung 7-12 hari, walaupun pada umumnya adalah 10-12 hari. Pada awal penyakit ini keluhan dan gejala penyakit ini tidaklah khas, biasanya berupa:
  1. Anoreksia (‘ga nafsu makan, bukan karena makanannya g’ enak lho..)
  2. Rasa malas
  3. Sakit kepala bagian depan
  4. Nyeri otot
  5. Lidah kotor
  6. Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
Gejala Khas dari demam ini?
Biasanya jika gejala khas itu yang tampak, diagnosis kerja pun bisa langsung ditegakkan. Yang termasuk gejala khas Demam tifoid adalah sebagai berikut.
Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti.
Pada akhir minggu pertama,diare lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor. Episteksis dapat dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke dokter pada periode tersebut, akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga.
Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna. Roseola terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian bawah, kelihatan memucat bila ditekan. Pada infeksi yang berat, purpura kulit yang difus dapat dijumpai. Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi.
Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam). Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung. Terjadi perlambatan relatif nadi penderita. Yang semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu tubuh.
Gejala toksemia (ketika kuman sudah masuhk aliran darah) semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang mengalami delirium. Gangguan pendengaran umumnya terjadi. Lidah tampak kering,merah mengkilat. Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun, sedangkan diare menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan. Pembesaran hati dan limpa. Perut kembung dan sering berbunyi. Gangguan kesadaran. Mengantuk terus menerus, mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain.
Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari ulkus. Sebaliknya jika keadaan makin memburuk, dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin.
Meteorisme dan timpani masih terjadi, juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin,gelisah,sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada minggu ketiga.
Minggu Keempat
Merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.
Komplikasi jika tidak ditangani segera?
1. Komplikasi Intestinal
  • Perdarahan usus
  • Perforasi usus
  • Ileus paralitik
2. Komplikasi Ekstra -Intestinal
  • Komplikasi Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatanseptik),miokarditis,trombosis dan tromboflebitis
  • Komplikasi darah : anemia hemolitik ,trombositopenia, dan /atau Disseminated
  • Intravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom uremia hemolitik
  • Komplikasi paru : Pneumonia,empiema,dan pleuritis
  • Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolesistitis
  • Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis
  • Komplikasi tulang : osteomielitis,periostitis,spondilitisdan Artritis
  • Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium, meningismus, meningitis, polineuritisperifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan sindrom katatonia
Langkah terbaik adalah segera mungkin konsultasikan dengan dokter.