Rabu, 28 September 2011

" penyakit Diare "

Penyakit diare – Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kendungan air berlebihan. Diare merupakan penyebab kematian paling umum bagi balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Hingga kini, diare masih merupakan penyebab utama penyakit perut dan kematian pada bayi dan anak-anak. Saat ini morbiditasi (angka kesakitan) diare di indonesia masih sebesar 195 per 1.000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di ASEAN.
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) seperti halnya kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun, dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat, dan bermutu, kematian dapat ditekan seminimal mungkin. Pada bulan oktober 1992, ditemukan strain baru yaitu vibrio cholera 0139 yang kemudian digantikan vibrio cholera strain el tor di tahun 1993, kemudian menghilang pada tahun 1995-1996 (kecuali di india dan bangladesh yang masih ditemukan). Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS (Haemolytic Uremia Syndrome). KLB pernah terjadi di Amerika, Jepang, Afrika Selatan dan Australia. Adapun untuk indonesia sendiri kedua strain tersebut belum pernah terdeteksi.
Adapun dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak, antara lain adalah menghambat proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak dimasa depan. Pada dekade 1950-1970-an, di negara-negara berkembang (termasuk indonesia) hanya sekitar 20% etiologi diare akut dapat diketahui. Pada waktu itu penyakit diare akut di masyarakat (indonesia) lebih dikenal dengan istilah “muntaber”. Penyakit ini mempunyai konotasi yang mengerikan, serta menimbulkan kecemasan dan kepanikan warga masyarakat. Jika tidak segera diobati, dalam waktu singkat (-+48 jam) Penderita akan meninggal.
Kematian ini disebabkan, karena hilangnya cairan elektrolit tubuh akibat adanya dehidrasi. Kemudian, diketahui bahwa penyebab muntaber adalah kuman Vibrio Cholera biotype El-Tor dan sesuai dengan nama penyebabnya tersebut maka kejadian wabah yang sering terjadi pada waktu itu lebih populer dengan istilah wabah Cholera El-Tor. Kejadian wabah Cholera El-Tor di indonesia yang pertama kali diketahui terjadi di Makasar (ujung pandang) pada tahun 60-an, dengan menimbulkan sejumlah kematian. Wabah penyakit ini kemudian diketahui sering terjadi di daerah-daerah lain diindonesia.
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Penyebab :
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakitalergi (fructoselactose), memakan makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentrikolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
Gejala :
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal padapunggung,dan perut berbunyi.
Perawatan :

Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolituntuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
  • Diare pada balita
  • Diare menengah atau berat pada anak-anak
  • Diare yang bercampur dengan darah.
  • Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
  • Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perutdemam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.
  • Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
  • Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.

Komplikasi-Komplikasi Diare :

Dehidrasi terjadi ketika ada kehilangan cairan dan mineral-mineral (elektrolit-elektrolit) yang berlebihan dari tubuh yang disebabkan oleh diare, dengan atau tanpa muntah. Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri. Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau mulut yang kering. Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkan orthostatic hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal, kebingungan, acidosis (terlalu banyak asam dalam darah), dan koma.
Elektrolit-elektrolit (mineral-mineral) juga hilang dengan air ketika diare berkepanjangan atau parah, dan kekurangan mineral atau elektrolit mungkin terjadi. Kekurangan-kekurangan yang paling umum terjadi dengan sodium dan potassium. Kelainan-kelainan dari chloride dan bicarbonate juga mungkin berkembang.
Akhirnya, mungkin ada iritasi dari anus yang disebabkan oleh pengeluaran yang seringkali dari feces yang berair yang mengandung senyawa-senyawa yang mengiritasi.

Kapan Dokter Harus Dipanggil Untuk Diare ?

Kebanyakan episode-episode dari diare adalah ringan dan berdurasi pendek dan tidak perlu dibawa ke dokter. Dokter harus dikonsultasikan ketika ada:
  • Demam yang tinggi (temperatur lebih besar dari 101 F).
  • Nyeri atau kepekaan perut yang sedang atau parah/berat.
  • Diare yang berdarah yang menyarankan peradangan usus yang parah.
  • Diare pada orang-orang dengan penyakit serius yang mendasarinya yang untuknya dehidrasi mungkin mempunyai konsekwens-konsekwensi yang lebih serius, contohnya, diabetespenyakit jantung, dan AIDS.
  • Diare yang parah yang tidak menunjukan perbaikan setelah 48 jam.
  • Dehidrasi yang sedang atau parah.
  • Muntah yang berkepanjangan yang mencegah pemasukan cairan secara oral (mulut).
  • Diare akut pada wanita-wanita hamil karena pertimbangan untuk kesehatan dari fetus.
  • Diare yang terjadi selama atau segera setelah menyelesaikan perjalanan perawatan dari antibiotik-antibiotik karena diare mungkin mewakili infeksi dengan C. difficile yang berhubungan dengan antibiotik yang memerlukan perawatan.
  • Diare setelah kembali dari negara-negara berkembag atau dari camping di gunung-gunung karena mungkin ada infeksi dengan Giardia (untuknya ada perawatan).
  • Diare yang berkembang pada pasien-pasien dengan penyakit-penyakit usus yang kronis seperti colitis atau penyakit Crohn karena diare mungkin mewakili perburukan dari penyakit yang mendasarinya atau komplikasi dari penyakit, kedua-duanya memerlukan perawatan.
  • Diare akut pada bayi atau anak muda dalam rangka untuk memastikan penggunaan yang tepat dari cairan oral (tipe, jumlah, dan angka), untuk mencegah atau merawat dehidrasi, dan untuk mencegah komplikasi-komplikasi dari penggunaan dari cairan yang tidak tepat seperti serangan-serangan kejang dan elektrolit-elektrolit darah yang abnormal.
  • Diare kronis.
Read more...

Senin, 26 September 2011

" Lupus "

Lebih dari lima juta orang usia produktif di seluruh dunia telah terdiagnosis menyandang Lupus (Systemic Lupus Erythematosus) sehingga penyandang ini harus mengkonsumsi berbagai obat dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidupnya.

Lupus adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Banyak dari pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, penyandang penyakit Lupus mencapai sudah lima juta orang, dan lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.

Lupus merupakan penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang hampir seluruh organ/ sistem tubuh berupa reaksi radang dan dapat mengancam jiwa. "Penyandang Lupus harus mengkonsumsi berbagai obat dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidupnya," kata d Rachmat Gunadi SpPD-KR, pemerhati Lupus, baru-baru ini.

Dalam bahasa Latin berarti "anjing hutan". Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi. Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan, rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan.

Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.
Tidak jarang efek samping yang ditimbulkan oleh obat berakibat fatal bahkan lebih buruk dari penyakitnya sendiri. Belum ada angka yang pasti untuk jumlah orang dengan lupus (odapus) di seluruh Indonesia, namun perkiraannya adalah lebih dari 300 ribu orang

Menurut Rachmat, gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan, sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. 

Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah: kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.

Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.

Anemia yang disebabkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit Lupus ini, rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan.

Ia menjelaskan, penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, dan satu hingga lima orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan.

Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. "Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres," ujarnya.

Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.

Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk gejala lupus. Sering dijumpai gejala lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.

Read more...

Minggu, 25 September 2011

" Penytakit gigi ber lubang "

Sakit gigi bisa terjadi karena:
- karies gigi
- abses
- peradangan gusi di sekitar akar gigi (perikoronitis)
- peradangan sinus (sinusitis).
Jika beberapa gigi atas terasa sakit pada saat mengunyah atau ketika membungkuk, maka kemungkinan penyebabnya adalah sinusitis (terutama jika sakit gigi timbul pada saat penderita menderita pilek). Pengobatan untuk sinusitis adalah antibiotik dan dekongestan (obat untuk melegakan hidung tersumbat).
Gigi Patah dan Gigi Tanggal
Seseorang yang merasakan nyeri yang tajam dan berlangsung singkat ketika mengunyah atau memakan sesuatu yang dingin, mungkin memiliki gigi yang patah sebagian (fraktur inkomplit, greenstick). Selama giginya patah sebagian dan bagian dari gigi tersebut belum terbelah, dapat diperbaiki dengan penambalan (restorasi). Gigi depan bagian atas, terutama gigi seri, cenderung mudah mengalami cedera dan patah. Jika setelah suatu cedera sebuah gigi tidak peka terhadap udara, kemungkinan besar hanya permukaan bagian luarnya (email) saja yang telah mengalami kerusakan.
Patah pada lapisan pertengahan gigi (dentin) biasanya akan menimbulkan nyeri jika gigi menyentuh udara dan makanan. Jika patah terjadi pada lapisan gigi paling dalam (pulpa), pada bagian yang patah akan tampak sebuah bintik merah dan seringkali terlihat darah. Pengobatan saluran akar mungkin perlu dilakukan untuk mengangkat pulpa yang tertinggal sebelum pulpa mati dan menyebabkan nyeri yang hebat.
Jika suatu cedera menyebabkan tanggalnya gigi ke dalam kantong gigi atau menyebabkan perdarahan jaringan gusi di sekitarnya, penderita harus segera mendatangi dokter gigi. Kerusakan gigi susu bagian depan biasanya tidak menimbullkan masalah. Bila kerusakannya lebih parah, gigi susu tersebut dapat dicabut tanpa membahayakan gigi tetap atau dengan menyisakan tempat untuk tumbuhnya gigi tetap.
Patah Rahang

Rahang yang patah menyebabkan nyeri dan biasanya menyebabkan maloklusi. Mulut seringkali tidak dapat dibuka lebar atau bergeser ke satu sisi jika dibuka atau ditutup.
Sebagian patah rahang terjadi di rahang bawah (mandibula).
Patah rahang atas (maksila) bisa menyebabkan:
- penglihatan ganda (karena otot mata menempel di dekatnya)
- mati rasa di kulit dibawah mata (karena cedera pada persarafannya)
- ketidakteraturan pada tulang pipi yang bisa dirasakan jika jari-jari tangan meraba pipi.
Setiap cedera yang menyebabkan patah rahang, juga bisa melukai tulang belakang di leher, sehingga sebelum dilakukan pengobatan terhadap patah rahang, sering dilakukan pemeriksaan rontgen leher. Jika diduga terjadi patah rahang, maka penderita harus menahan rahangnya dengan mengatupkan giginya dan rahang tidak boleh digerakkan.
Banyak patah rahang yang dapat diperbaiki melalui pembedahan dengan sebuah piringan; rahang tidak boleh digerakkan hanya selama beberapa hari, setelah itu penderita bisa makan makanan lunak selama beberapa minggu.
Masalah Yang Timbul Setelah Pengobatan Gigi
1. Pembengkakan.
Pembengkakan biasa terjadi setelah dilakukan tindakan tertentu terhadap gigi, terutama pencabutan gigi dan pembedahan periodontal.
2. Dry-socket.
Dry-socket (pemaparan terhadap tulang di dalam kantong gigi yang menyebabkan tertundanya penyembuhan), bisa terjadi setelah pencabutan gigi belakang sebelah bawah.
3. Perdarahan.
Perdarahan setelah pembedahan mulut sering terjadi.
Biasanya hal ini bisa dehentikan dengan menekan tempat pembedahan selama beberapa jam bertama, yaitu dengan menggigit kapas selama 1 jam. Perdarahan dalam mulut dapat mengecoh karena sejumlah kecil darah akan bercampur dengan air liur sehingga perdarahan tampak lebih banyak dari sesungguhnya.

Kasus terbanyak yang dihadapi masyarakat dalam penyakit gigi adalah gigi berlubang atau caries, kata Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Zaura Anggraeni. "Hampir 100 persen warga Kalimantan mengalami masalah caries dengan rata-rata lima buah gigi berlubang. Terdapat juga setidaknya 72 persen rata-rata anak usia 12 tahun di Indonesia sudah mengalami masalah gigi berlubang," katanya dalam acara "Penyerahan Dana Penelitian Pepsodent Untuk 13 Fakultas Kedokteran Gigi (FKGI) di Indonesia", di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, besarnya kasus caries di Indonesia karena kebiasaan 91 persen masyarakat Indonesia yang menggosok gigi hanya pada pagi dan sore hari tetapi tidak menjelang tidur.

Arathi Rao, pakar perawatan gigi, mengatakan, menggosok gigi pagi dan malam sebelum tidur akan mengurangi 50 persen terjadinya gigi berlubang. "Gosok gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah kebiasaan yang harus diajarkan  kepada anak-anaknya sedini mungkin," ujarnya. Hal itu, lanjut dia, agar jumlah prevalansi orang dalam kasus caries tidak bertambah.

"Anak-anak cenderung belum mengalami gigi berlubang, untuk itu harus dipelihara. Karena, biaya untuk mengobati gigi berlubang akan jauh lebih mahal daripada membiasakan diri menggosok gigi pagi dan malam hari," katanya.

Rao mangatakan, gigi berlubang tidak akan sembuh dengan sendirinya.
Gigi berlubang yang tidak diobati akan busuk dan kumannya akan meyebarkan infeksi ke bagian gigi yang lain.

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Mohammad Dharmautama mengaku prihatin dengan keadaan masyarakat Indonesia pengidap gigi berlubang karena hanya kurang dari tujuh persen yang mau menambal giginya. "Jika dihitung, hanya 10 juta dari 150 juta penduduk Indonesia yang mau ke dokter gigi untuk mengobati caries,".

Senyum yang memesona meninggalkan kesan jangka panjang bagi orang-orang di sekitar kita. Begitulah kita mengekspresikan emosi kita dan bagaimana orang lain memandang kita. Anda bisa memiliki senyum memikat itu dengan memanfaatkan berbagai kemajuan di bidang kedokteran gigi kosmetik dan implan.
Bentuk dan proporsi wajah kita dipengaruhi oleh posisi gigi yang memberikan dukungan bagi bibir dan pipi kita. Selain itu, kerataan, sudut, bentuk, ukuran dan warna gigi yang tepat memberikan simetri dan keseimbangan yang merupakan esensi dari keindahan wajah.
Menggunakan teknologi komputer terbaru, dan dengan dukungan laboratorium yang kuat dari para teknisi internal kami, kini kami dapat memproduksi tambalan, veneer dan mahkota yang didesain khusus dalam hitungan jam dan memberi perubahan total dalam beberapa hari.
Selain itu, bila Anda kehilangan beberapa gigi, implan gigi yang tampak, terasa dan berfungsi seperti gigi normal dapat memberikan kehidupan dan rasa percaya diri yang baru. Implan ini terbuat dari bahan "Titanium" yang sangat biokompatibel yang disisipkan melalui pembedahan ke dalam tulang rahang "terikat" dengan jaringan di sekitarnya. Dengan perawatan yang tepat dan kunjungan teratur ke dokter gigi, implan gigi yang ditanam di tulang terbukti dapat bertahan selama lebih dari 40 tahun.
Pastikan kesehatan gigi jangka panjang melalui pemeriksaan berkala dan dapatkan tampilan memesona sekarang juga! Read more...

Sabtu, 24 September 2011

" penyakit radang tengorokan

Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.
Apa penyebab radang tenggorokan?
  • Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan demam .
  • Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
  • Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease).
  • Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
  • Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.
  • Merokok.
Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20% yang disebabkan bakteri. Untuk dapat mengatasinya, penting untuk mengetahui infeksi yang dialami disebabkan oleh virus atau bakteri streptokokus.
Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri sekitar 1 minnu begitu tubuh Anda membentuk antibodi melawan virus tersebut.
Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Sebaliknya, pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik. Saat kuman telah kebal terhadap antibiotik tersebut, bila antibiotik kita gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan sembuh.
Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:
  • rasa pedih atau gatal dan kering.
  • batuk dan bersin.
  • sedikit demam atau tanpa demam.
  • suara serak atau parau.
  • hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung.
Infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya bisa lebih serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang 2-7 hari sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau tenggorokan.
Kenali gejala umum radang streptokokus berikut:
  • tonsil dan kelenjar leher membengkak
  • bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-bercak putih.
  • demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil
  • sakit waktu menelan.
Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik.

Cari Tahu Penyebab Radang Tenggorokan

Sebelum memberi pengobatan, sangat penting bagi para dokter untuk mencari penyebab radang tenggorokan guna menegakkan diagnosa yang benar dengan tujuan mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat bagi sebagian besar penderita radang tenggorokan karena dapat menimbulkan organisme yang resisten terhadap antibiotik.
Dokter akan memeriksa tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Pendekatan lanjutannya adalah dengan tes usap tenggorok untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri. Usap tenggorokan perlu dilakukan jika ada dugaan diagnosis radang tenggorokan akibat bakteri streptokokus berdasarkan temuan klinis dan epidemiologis dan pasien belum mengkonsumsi antibiotik.
Kultur hasil usap tenggorokan biasanya merupakan satu-satunya tes yang dibutuhkan. Namun sensitivitas terhadap antibiotik juga perlu dilakukan pada pasien yang alergi terhadap penisilin karena adanya bakteri streptokokus yang resisten terhadap eritromisin.

NYERI tenggorokan cenderung diabaikan. Padahal jika dibiarkan berlarut-larut, radang ini bisa memicu munculnya penyakit lain.

Hampir semua orang pernah mengalami nyeri tenggorokan. Namun, belum banyak yang mau memeriksakan diri ke dokter sebelum nyeri tenggorokannya menjadi lebih parah. Bahkan, mereka biasanya baru pergi ke dokter saat radang parah, nyaris tidak sanggup lagi menelan makanan.

Radang tenggorokan sesungguhnya bukanlah nama penyakit. Ia hanyalah gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau faringitis.
Keluhan yang muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan sampai nyeri berat sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan. Tidak sampai di situ saja, stres dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem pertahanan tubuh dan memicu infeksi tenggorokan. Penyebab radang atau sore throat bermacam-macam. Bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, hingga alergi dan iritasi.

Seluruhnya dapat ditularkan melalui ludah, yang keluar saat batuk,atau yang terdapat pada tangan atau barang pribadi penderita infeksi. Rata-rata masa inkubasi radang tenggorokan antara dua hingga lima hari. Namun bila disebabkan virus, masa inkubasinya berkisar antara tiga hari hingga dua minggu.

Infeksi yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya, peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari.

Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus tersebut.

Infeksi mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan virus Epstein Barr,dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.

"Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah, sehingga membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan kelelahan luar biasa yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu," kata Spesialis THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr Widodo AS.

Dia mengatakan, terkadang virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun Mono diberi nama panggilan 
Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui ludah.

Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke mulut atau dari penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama.

Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi adalah grup A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit strep throat dan diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik) dan ginjal (nephritis), tonsillitis, radang paru, sinusitis, dan infeksi telinga. Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah 
laryngo-pharyngeal reflux (LPR).

Penderita biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat asam lambung naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan.

"Pada tenggorokan terasa ada benjolan dan berasa asam. Penderita sering mengeluarkan dahak untuk membersihkan tenggorokan," katanya.

Selain itu, 
sore throat juga dapat disebabkan kebiasaan bernapas melalui mulut, alergi, terperangkapnya benda asing seperti tulang ikan di tenggorokan, polusi udara, minuman beralkohol, atau rokok. Panas yang kering saat musim dingin dan bernapas melalui mulut yang disebabkan penyumbatan hidung yang kronis juga menyebabkan tenggorokan kering dan sakit.

"Dari berbagai penyebab tersebut, penyebab tersering adalah infeksi virus. Adapun bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri streptococcus sekitar 15-30 persen kasus," tambahnya.

Pada sebagian besar kasus, keluhan ini akan mereda dengan sendirinya. Untuk membantu meringankan rasa sakit, dokter biasanya memberikan obat yang bersifat 
pain reliever. Misalnya asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen yang dapat membantu mengatasi rasa sakit dan demam. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu. Bisa juga dengan obat kumur anestetik (Anesthetic throat gargle).
Read more...

" Penyakit radang Otak "

Radang otak sangat mengancam nyawa seseorang, terutama bayi dan anak-anak. Tapi tak hanya bayi atau anak-anak, orang dewasa pun tak terlepas dari ancaman penyakit mematikan ini. Siapa saja yang rentan terkena radang otak dan apa gejalanya?

Radang otak atau yang dalam ilmu kedokteran dikenal dengan meningitis adalah terjadinya peradangan di selaput-selaput otak yang disebut meningen, yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti kanker. Juga karena luka fisik atau obat-obatan tertentu.

Meningitis yang disebabkan oleh bakteri lebih berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini adalah pneumokokus yang bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak-anak. Bakteri pneumokokus memang bisa hidup dan diam di tenggorakan 10 persen orang sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa.

Seperti dilansir dari Mayoclinic, Jumat (11/6/2010), orang-orang yang rentan terkena meningitis adalah:

1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun 1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak, pasien meningitis bergeser dari usia 15 bulan sampai 25 tahun.

Menurut data, sekitar 50 persen anak yang terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika lolos dari maut, balita akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli, epilepsi, lamban dan retardasi mental.

2. Orang yang berkumpul atau tinggal di hunian padat penduduk
Orang yang tinggal perumahan yang padat penduduk, siswa yang tinggal di asrama, personil di pangkalan militer atau anak-anak yang dititipkan di penitipan anak (day care) akan meningkatkan risiko meningitis. Hal ini karena penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila sekelompok orang berkumpul.

3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, yang juga dapat menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan berisiko terkena.

4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan dengan hewan
Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan meningitis.

5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah antara lain:
- Bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan berat lahir rendah
- Bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit
- Orang yang sering terpapar asap rokok
- Orang yang sering mengalami infeksi virus di saluran pernapasan
- Penderita penyakit kronis seperti kanker dan diabetes, penderita HIV
- Pengguna obat immunosuppresan juga lebih rentan terhadap meningitis.

Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis memiliki gejala yang berkembang selama 24 jam. Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1 hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang mengonsumsi antibiotik untuk infeksi lain, gejala dapat berkembang lebih lama.

Seperti dilansir dari emedicinehealth, gejala meningitis yang terjadi pada individu dewasa adalah sebagai berikut:

Gejala umum
  1. Sakit kepala
  2. Leher kaku
  3. Demam dan menggigil
  4. Muntah
  5. Takut lampu terang (photophobia)
  6. Kebingungan
  7. Kejang (ini terjadi pada sekitar sepertiga dari pasien meningitis)
  8. Infeksi saluran pernafasan atas (misalnya, dingin, sakit tenggorokan)

Gejala lain
  1. Kelemahan lokal atau kehilangan kekuatan atau sensasi, terutama di wajah
  2. Pembengkakan dan rasa sakit pada satu atau lebih sendi
  3. Ruam yang sering terlihat seperti memar
  4. Sebelum memahami lebih lanjut tentang gejala kanker otak, Anda perlu memahami struktur otak manusia terlebih dahulu. Otak merupakan organ tubuh penting yang mengatur segala aktivitas / gerakan tubuh manusia. Bayangkan saja Anda sedang naik motor, ada berapa aktivitas yang Anda lakukan? Melihat jalan, menyetir, lihat kiri-kanan, lihat kaca spion, menyeimbangkan, belum lagi sambil mikir nanti malam mau makan apa... Dalam satu detik, ada riburan hal yang terjadi dalam otak Anda (baik yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar).
    Otak bisa multitasking begini karena semua aktivitas tersebut diatur oleh bagian otak yang berbeda (tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda). Secara umum, otak manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak (brain stem). Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, di mana masing-masing bagian kecil tersebut terbagi lagi, dan seterusnya. Ruang antar bagian terisi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sedangkan bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak.

    Anatomi otak manusia

    Nah, tiap bagian otak tersebut bisa terkena tumor/kanker. Walaupun tumor jinak, tapi karena tumbuhnya di otak, bisa menjadi sangat berbahaya. Tumor tersebut dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur susunan saraf pusat, karena terletak di dalam rongga yang terbatas (rongga tengkorak). Seiring dengan berkembangnya tumor tersebut, jaringan otak akan semakin tertekan. Padahal volume rongga tengkorak sangat terbatas dan tidak mungkin bertambah besar. Inilah yang menjadikan sakit kepala / pusing sebagai gejala awal kanker otak.
    Ciri-ciri awal kanker otak sangat bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terserang. Misalnya kepala pusing atau terasa mual. Berikut gejala kanker otak yang patut Anda waspadai:
    • sakit kepala disertai mual sampai muntah yang menyemprot
    • daya penglihatan berkurang
    • penurunan kesadaran atau perubahan perilaku
    • gangguan berbicara
    • gangguan pendengaran
    • gangguan berjalan / keseimbangan tubuh
    • gangguan saraf
    • anggota gerak melemah atau kejang
    • pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol
Read more...

" PoliO "

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
 Sejarah :

Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

 Virus polio :
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.
Jenis-jenis polio :

Polio non-paralisis

 1. Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher   dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2. 

Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan memengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3.

Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.
Anak-anak dan polio : 
Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita polio ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.
Vaksin efektif pertama :
Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.
Usaha pemberantasan Polio :
Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi Kelumpuhan Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat mereka yang sudah terjangkit. Yayasan itu membentuk March of Dimes. Ibu-ibu melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, anak-anak membantu melakukan sesuatu untuk orang lain, bioskop memasang iklan, semuanya bertujuan minta bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana yang masuk waktu itu digunakan untuk membiayai penelitian Dokter Jonas Salk yang menghasilkan vaksin efektif pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio. Tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak divaksin, di Amerika hanya ada 396 kasus polio.
Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika akan mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio. Informasi ini diberikan secara gratis, kepada 75 negara, termasuk Uni Soviet.
Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan resolusi untuk menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia. Meskipun pada tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses. Sedangkan di Nigeria, penyakit ini masih terus berjangkit karena pemerintah yang berkuasa mencurigai vaksin polio yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan menyebarkan HIV. Tahun 2004, pemerintah Nigeria meminta WHO untuk melakukan vaksinasi lagi setelah penyakit polio kembali menyebar ke seluruh Nigeria dan 10 negara tetangganya. Konflik internal dan perang saudara di Sudan dan Pantai Gading juga mempersulit pemberian vaksin polio.
Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka infeksi polio meningkat menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita, India 129, dan Sudan 112.
Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat strain virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya. Read more...