Rabu, 26 Oktober 2011

Tips mencegah kanker serviks

Kanker serviks. Mungkin Anda masih asing dengan istilah tersebut, sebenarnya kanker serviks adalah istilah dari kanker leher rahim yang selama ini sudah sering terdengar atau dibahas di berbagai media. Bahkan berdasarkan info dari situs resmi WHO telah terjadi 250.000 kematian disebabkan oleh kanker serviks di tahun 2005.
Gejala Kanker Serviks :
Hilangnya nafsu makan dan menurun berat badan.
Nyeri tulang panggul dan tulang belakang.
Terjadi pembengkakan pada kaki.
Keluarnya feaces menyertai urin melalui vagina.
Menstruasi tidak normal (lebih lama dan lebih banyak).
Keputihan dan timbul bau, dengan cairan encer dengan warna coklat atau pink, mengandung darah.
Namun penyakit yang disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) terkadang pada tahap awal tidak ada gejala yang tampak. Untuk itu diperlukan adanya pemeriksaan panggul dan test pap smear untuk mengetahui penyakit kanker serviks dari awal.
Test Pap Smears :
Tes ini untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Warning! Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberepa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh.
Tes HPV DNA Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di laboratorium.
Diagnnosis Jika hasil Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Diagnosa yang dilakukan yaitu dengan memeriksa serviks dengan kolposkopi – memeriksa sel dengan mikroskop khusus. Setelah itu mengambil sample sel serviks – dengan biopsi.
Pencegahan Kanker Serviks :
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksin HPV. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.
Mengurangi faktor resiko: berhubungan seksual pada usia muda (di bawah 20 tahun), dan berganti-ganti pasangan seksual.
Secara berkala (satu tahun sekali) dilakukan pemeriksaan panggul dan pap smear untuk mengetahui gejala lebih awal.
Indonesia juga mengembangkan deteksi dini dengan IVA, Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Pencegahan melalui IVA, pap smear, ataupun vaksinasi yang dilakukan di negara-negara lain dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks sampai 50 persen. Bahkan di Amerika Serikat, menurut American Cancer Society, penurunan mencapai 75% setelah tes Pap Smear dilakukan secara luas.
Untuk pengobatan, jika telah ditemukan adanya gejala kanker serviks segera menghubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut.
Read more...

Tips menagani dan mencegah penularan kudis

Yang namanya gatal, jelas tidak ada enaknya. Rasanya ingin garuk sana garuk sini. Apalagi yang namanya kudis, hii dari namanya saja sudah serem. Jangan sampai !!
Untuk itu cermati tips ini agar kita terhindar dari penyakit yang satu ini.

Gejala :

Gatal-gatal terutama pada malam hari, gatal lebih sering di lipatan jari tangan, telapak tangan, siku, kaki. Tempat yang gatal terdapat benjolan kecil yang sering menjadi luka bernanah.
Pencegahan :
Menjaga kebersihan kulit, mandi dengan sabun antiseptik setiap hari, menghindari kontak dengan penderita, menghindari memakai barang yang telah dipakai penderita. Pakaian yang telah dipakai penderita sebaiknya direbus, dicuci, dijemur di bawah sinar matahari. Perangkat tidur penderita harus dibersihkan setiap hari dan dijemur di bawah sinar matahari.
Tindakan :
Mandi dengan menggunakan air bersih dan sabun antiseptik. Setelah badan dikeringkan, bagian yang gatal dioles obat salep.
Read more...

Tips mencegah dan menagani flu singapura

flu singapuraPenyakit Flu Singapura dalam istilah kedokteran disebut penyakit kaki, tangan, dan mulut / KTM (hand, foot, and mouth disease/HFMD). Penderita penyakit ini disebabkan oleh RNA. Penularannya biasanya melalui kontak langsung dengan kulit penderita, lewat udara, lewat percikan air liur, urine, dan feses. Penyakit KTM termasuk new emerging disease (penyakit infeksi baru) yang virusnya belum pernah diisolasi. Sampai saat ini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
Penyakit Flu Singapura kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus, meskipun bisa juga terkena penyakit ini.
Gejala Ringan :
Flu biasa, yakni demam, batuk, pilek, pegal-pegal, dan mudah lelah.
Munculnya sariawan di rongga mulut dan bercak-bercak merah berair, seperti cacar di telapak tangan dan kaki, khasnya adalah di antara sela-sela jari.
Penderia biasanya disertai infeksi sekunder, seperti diare, muntah, dehidrasi, dan lemah atau komplikasi lain.
Gejala Berat :
Demam tinggi dengan suhu lebih dari 39 C.
Demam tidak turun-turun.
Takikardia (nadi menjadi cepat).
Takipneu, yaitu napas jadi cepat dan sesak .
Malas makan, muntah, atau diare berulang dengan dehidrasi .
Letargi, lemas, dan mengantuk terus.
Nyeri pada leher, lengan, dan kaki.
Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf kranial.
Keringat dingin.
Fotofobia (tidak tahan melihat sinar).
Ketegangan pada daerah perut.
Halusinasi atau gangguan kesadaran.
Pencegahan dan Penanganan:
Menjaga kebersihan dan sanitasi yang sehat dan higiene.
Menjaga kesehatan badan, cuci tangan, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bawa ke puskesmas atau rumah sakit jika terjadi gejala-gajala penyakit ini, dan beristirahat yang cukup.
Perbanyak minum air putih, agar tidak dehidrasi.
Mengonsumsi multivitamin agar daya tahun tubuh kuat.
Jika ada penderita, sebaiknya jangan berkatifitas diluar rumah dahulu, karena akan memicu penularan penyakit ini.
Penyakit ini umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari, dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Jika terjadi gejala berat maka penderita perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Read more...

Tips mencegah dan mengahadapi Hiv / Aids

Siapapun pasti tidak ingin tertular penyakit HIV/AIDS. Penyakit ini sampai sekarang masih sulit disembuhkan, meskipun ada obat yang dapat menghambat akibat buruk dari HIV, namun masih kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh penderita. Cara paling tetap untuk menanggulangi HIV/AIDS adalah dengan memutus jalinan penularan penyakit, atau mencegahnya.
Mencegah tertular HIV/AIDS
Untuk mencegah HIV/AIDS antara lain :
  • Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian.
  • Tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks, hindari seks bebas.
  • Hindari penularan melalui tranfusi darah dengan memastikan transfusi yang aman.
  • Hati hati dengan resiko penularan terhadap keturunan, dengan tidak memberikan ASI pada bayinya.
Bagi Penderita HIV
HIV sulit diketahui hanya dengan penglihatan mata saja. Pengidap HIV pada tahap awal umumnya terlihat normal atau sehat. Setelah terinveksi selama 5 sampai 10 tahun baru mengalami gejala seperti :
  • Kehilangan berat badan secara drastis
  • Diare yang berkelanjutan
  • Pembengkakan pada leher dan/atau ketiak
  • Batuk terus menerus
Lakukan test darah HIV untuk memastikan terkena HIV. Bagi yang positif terkena HIV/Aids, tetap bersemangat dan jangan menyerah. Karena semangat dari penderita akan dapat menjaga daya tahan tubuh dari akibat buruk penyakit HIV/AIDS. Jangan lupa untuk tetap menggunakan obat yang diberikan oleh dokter.
Read more...

Tips menagani dan mencegah penularan cacar air

Gejala :
Tubuh demam, kadang sampai menggigil, perut mual, timbul bintik-bintik kecil pada kulit, berisi cairan, terasa gatal dan dapat pecah.
Pencegahan :
Hindari bersinggungan dengan penderita atau berbicara terlalu dekat. Jangan memakai barang yang bekas digunakan penderita. Pakaian, seprei, sarung bantal dan guling yang digunakan penderita dicuci bersih, dijemur di bawah sinar matahari dan diseterika.
Tindakan :
Penderita harus istirahat di dalam kamar dan tidak boleh keluar rumah. Jika masih demam, dianjurkan berbaring saja di tempat tidur dan tidak banyak bergerak. Selain itu, penderita harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Read more...

Tips mencegah dan menhindari cacingan

cacingTernyata penyakit cacingan ini sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain. Untuk mencegah cacingan, kita perlu mengetahui penyebab timbulnya penyakit cacingan.
Penularan cacingan dapat melalui makanan kotor yang tercemar oleh larva cacing. Cacingan juga dapat menyebar melalui lantai atau tanah yang tercemar, terutama oleh kotoran manusia. Cacing masuk melalui pori-pori kulit, lewat kaki yang tidak menggunakan alas kaki dan menginjak larva atau telur cacing. Kemudian masuk ke pembuluh darah vena, menuju ke paru-paru. Cacing menggigit dinding usus, bertelur dan hidup di usus, dan ikut makan makanan yang sudah dicerna di dalam usus. Akibatnya nurtrisi yang mestinya dibutuhkan tubuh dihabiskan oleh cacing, maka anak menjadi kekurangan gizi, kekurangan daya tahan, kekurangan protein, kehilangan berat badan dan tentu saja mudah terkena penyakit.
Ciri dari anak yang terkena cacingan diantaranya perut buncit, gatal-gatal disekitar anus, cacing dalam kotoran, anemia atau kurang darah, penyumbatan usus, kalau sudah terlalu lama badan menjadi kurus.
Tips untuk mencegah timbulnya cacingan adalah :
  • Jaga kebersihan diri sendiri, terutama kuku dan tangan. Selalu cici tangan sebelum makan.
  • Selalu jaga kebersihan lingkungan.
  • Jaga kebersihan makanan, jika memang harus membeli makanan, pastikan bahwa makanan yang kita beli bersih dalam pengolahan dan penyajian makanan.
  • Saat anak bermain, selalu menggunakan alas kaki seperti sepatu atau sandal. Hal ini untuk mengurangi kontak langsung dengan telor cacing.
  • Cuci kaki dengan sabun setelah bermain di tempat yang kotor.
  • Minum obat cacing secara teratur, misalnya tiga atau enam bulan sekali sesuai dengan resep dokter.
Read more...

Selasa, 25 Oktober 2011

penyakit sariawan

DEFINISI
Sariawan (Chanker Sores, Ulkus Aftosa) adalah suatu luka terbuka yang kecil di dalam mulut, yang menimbulkan nyeri. Sariawan lebih sering terjadi pada wanita.
Pertama muncul biasanya pada usia 10-40 tahun. Sariawan yang kecil (diameter kurang dari 1 cm) sering muncul dalam satu kelompok yang terdiri dari 2-3 luka terbuka; biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 10 hari dan tidak meninggalkan jaringan parut.

Sariawan yang lebih besar, jarang terjadi; bentuknya tidak teratur, memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengalami penyembuhan dan sering meninggalkan jaringan parut.

Canker sores


GEJALA
Gejala utama adalah rasa nyeri, yang berlangsung selama 4-10 hari.
Nyeri akan bertambah buruk bila lidah menyentuh sariawan atau jika penderita makan makanan yang pedas atau panas.

Sariawan yang berat dapat menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan rasa letih/lesu. Sariawan dapat terjadi berulang, mungkin satu sampai beberapa kali dalam setahun.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya luka sariawan dan nyeri yang dirasakan penderita.
Sariawan tampak sebagai bintik bulat putih dengan pinggiran yang berwarna merah.
Hampir selalu terbentuk di jaringan longgar dan lembut, terutama di bibir atau pipi sebelah dalam, lidah atau langit-langit lunak mulut, dan kadang di tenggorokan.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi nyeri sampai luka sembuh dengan sendirinya.

Suatu obat bius (misalnya lidokain kental) bisa dioleskan pada luka atau digunakan sebagai obat kumur.
Obat ini untuk sementara waktu dapat mengurangi nyeri sehingga penderita bisa makan, meskipun sedikit mempengaruhi rasa.

Karboksimetilselulosa juga bisa dioleskan untuk mengurangi nyeri.

Jika terdapat lebih dari satu luka, diberikan obat kumur tetrasiklin.
Obat ini juga diberikan kepada penderita yang mengalami serangan berulang dari sariawan yang berat. Pilihan lainnya adalah kauterisasi dengan nitrat perak, yang merusak saraf dibawah sariawan. Kadang diberikan salep kortikosteroid yang dioleskan langsung ke luka.
Untuk sariawan yang berat, diberikan tablet prednison atau obat kumur.

Read more...